TIMES WAKATOBI, MALANG – Komandan militer tertinggi, Kepala Staf Sayap Hizbullah, Haytham Ali Tabatabai bersama empat pejuang perlawanan dibunuh Israel dalam sebuah serangan udara di ibukota Lebanon, Beirut, Iran pun bereaksi.
Pembunuhan itu mengundang reaksi Iran, dimana Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa respons terhadap pembunuhan Tabatabai itu akan sangat menghancurkan.
Hizbullah juga mengakui bahwa komandan militer tertingginya, Haytham Ali Tabatabai, tewas kemarin dalam serangan udara Israel di ibu kota Lebanon, Beirut.
Serangan itu dilakukan di sebuah blok apartemen di Dahiyeh.
Garda Revolusi Iran, Senin kemarin mengumumkan, bahwa balas dendam atas pembunuhan komandan militer Hizbullah, Haitham Tabatabai, adalah "hak yang dilindungi undang-undang," yang menunjukkan bahwa respons terhadap Israel akan menghancurkan dan akan datang pada waktu yang ditentukan.
Garda Revolusi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "poros perlawanan dan Hizbullah di Lebanon berhak untuk membalas darah para pejuang Islam yang pemberani," dan menekankan bahwa pembunuhan Tabatabai di pinggiran selatan Beirut tidak akan dibiarkan begitu saja.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa poros perlawanan memiliki kemampuan dan kemauan untuk menghalangi musuh Zionis, dan menekankan bahwa opsi militer sangat dipertimbangkan."
Pernyataan Garda Revolusi muncul ditengah meningkatnya ketegangan regional dan kemungkinan terbukanya eskalasi baru antara Israel dan Hizbullah, di tengah peringatan internasional akan meluasnya konfrontasi.
Haytham al-Tabtabai, adalah salah satu pemimpin paling terkemuka dari sayap militer Hizbullah, tewas pada hari Minggu dalam serangan udara Israel yang menargetkan daerah pemukiman padat penduduk di selatan ibu kota Lebanon, Beirut .
Selama seminggu lalu, tentara Israel mengintensifkan serangannya terhadap sasaran di Lebanon, mengumumkan bahwa mereka telah mengebom lokasi peluncuran rudal dan depot senjata Hizbullah.
Anggota Dewan Kebijaksanaan Iran, Mohsen Rezaei menyatakan, bahwa Israel telah keliru karena meyakini pembunuhan bisa melemahkan gerakan Perlawanan regional.
Rezaei berpendapat, bahwa setiap komandan yang terbunuh membawa Israel "selangkah lebih dekat ke kehancurannya sendiri," seraya menekankan bahwa tokoh-tokoh ini bukanlah pejabat yang ditunjuk negara, melainkan pemimpin yang berakar pada kehendak rakyat.
Ia juga menegaskan, bahwa Perlawanan di Lebanon semakin kuat bahkan setelah terbunuhnya Sayyid Hassan Nasrallah.
Meskipun menekankan bahwa Iran tidak mendikte keputusan negara lain, ia mengatakan pasukan Perlawanan Lebanon mungkin perlu mengevaluasi kembali strategi kesabaran dan pengendalian diri mereka, karena Israel memanfaatkannya.
Israel telah menyerang ibukota Lebanon, Beirut dan telah membunuh Komandan militer tertinggi, Kepala Staf Sayap Hizbullah, Haytham Ali Tabatabai bersama empat pejuang perlawanan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Komandan Militer Tertinggi Hizbullah Dibunuh Israel, Iran Bereaksi
| Pewarta | : Widodo Irianto |
| Editor | : Imadudin Muhammad |