TIMES WAKATOBI, JAKARTA – Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra terus bertambah. Hingga Sabtu (13/12/2025) malam, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total korban tewas mencapai 1.006 orang.

Data tersebut berdasarkan pembaruan Dashboard Bencana Banjir dan Longsor Sumatera 2025 yang dirilis Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin) BNPB. Bencana ini melanda tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, dengan jumlah korban terbanyak tercatat berasal dari Kabupaten Agam.

“Rekapitulasi terdampak bencana, meninggal dunia 1.006 jiwa,” demikian keterangan resmi Pusdatin BNPB yang dipantau TIMES Indonesia pada Minggu (14/12/2025) pukul 00.44 WIB.

Selain korban meninggal, BNPB juga mencatat sebanyak 217 orang dilaporkan hilang dan sekitar 5.400 orang mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang beragam.

Dampak bencana tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga kerusakan infrastruktur dalam skala besar. BNPB mencatat sedikitnya 1.200 fasilitas umum mengalami kerusakan. Rinciannya, 434 rumah ibadah, 219 fasilitas kesehatan, 290 gedung atau kantor pemerintahan, 581 fasilitas pendidikan, serta 145 jembatan dilaporkan rusak akibat banjir dan longsor.

Di tengah upaya penanganan darurat, Presiden RI Prabowo Subianto melakukan kunjungan langsung ke sejumlah wilayah terdampak di Aceh dan Sumatera Utara selama dua hari, Jumat–Sabtu (12–13/12/2025). Beberapa daerah yang dikunjungi antara lain Aceh Tamiang, Takengon, dan Bener Meriah.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah terus bekerja keras dalam penanganan darurat serta mengawal proses pemulihan pascabencana.

Kepala Negara memastikan pelayanan terhadap para pengungsi berjalan dengan baik, termasuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan dan layanan kesehatan. Meski demikian, ia mengakui masih terdapat kendala di lapangan akibat kondisi alam dan medan yang berat.

“Memang ada keterlambatan di beberapa tempat, tapi saya cek ke lokasi pengungsian, kondisi mereka baik, pelayanan berjalan, dan suplai pangan cukup,” katanya.

Presiden juga meninjau wilayah yang sempat terisolasi akibat terputusnya akses jalan, seperti Takengon dan Bener Meriah. Ia menyebut upaya pembukaan akses terus dilakukan secara maksimal oleh seluruh petugas di lapangan.

“Di daerah yang paling terisolasi kita kerja keras membuka jalan. Untuk Bener Meriah, jembatan sudah mulai berfungsi,” ujarnya.

Selain itu, jalur menuju Aceh Tamiang dilaporkan telah kembali tersambung sehingga distribusi bantuan logistik dapat berjalan lebih lancar. Presiden pun mengapresiasi kerja keras seluruh petugas penanganan bencana.

“Saya ucapkan terima kasih kepada semua petugas. Pekerjaan mereka luar biasa,” tegasnya.

Terkait pemulihan jaringan listrik, Presiden Prabowo menyebut proses tersebut masih menghadapi hambatan karena sebagian wilayah masih tergenang banjir. Namun, pemerintah menargetkan pemulihan secara bertahap dalam waktu sekitar satu pekan ke depan.

.Presiden juga menyampaikan apresiasi atas ketegaran masyarakat di wilayah terdampak serta memastikan pemerintah telah menyiapkan langkah lanjutan, termasuk pembangunan hunian dan pemulihan layanan pendidikan.

“Anak-anak harus tetap tabah dan semangat. Kita akan bergerak cepat agar mereka bisa segera kembali bersekolah,” katanya.

Sementara itu, BNPB mencatat jumlah pengungsi akibat bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera mencapai 894.501 orang yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Jumlah terbesar berada di Aceh Tamiang sebanyak 252.600 orang, disusul Aceh Timur 238.500 orang, dan Aceh Utara 153.500 orang. (*)