https://wakatobi.times.co.id/
Pendidikan

Dari Sekolah ke Pasar: 'Sepatu Kita' SMPN 1 Arjosari Pacitan Panen Ilmu dan Jamur Tiram

Jumat, 26 Desember 2025 - 14:35
Dari Sekolah ke Pasar: 'Sepatu Kita' SMPN 1 Arjosari Pacitan Panen Ilmu dan Jamur Tiram Luna Putri Lutfiyana Lu'luah dari kelas IX F SMPN 1 Arjosari Pacitan sedang memanen jamur tiram. (Foto: Anik Yulaika TIMES Indonesia)

TIMES WAKATOBI, PACITAN – Di salah satu sudut SMPN 1 Arjosari, Kabupaten Pacitan, aktivitas siswa tak selalu soal buku dan papan tulis. Dari balik rumah jamur sederhana, kepulan uap hangat dan aroma media tanam organik menjadi bagian dari keseharian. Di tempat inilah program inovatif bertajuk 'Sepatu Kita' dijalankan.

'Sepatu Kita' bukan sepatu dalam arti harfiah. Nama ini merupakan akronim dari Sekolah Dapat Upah Keterampilan Tambah, sebuah program pembelajaran berbasis praktik yang telah berjalan beberapa tahun dan tetap bertahan hingga kini. Ikonnya satu: budidaya jamur tiram.

Program ini berada di bawah pendampingan Munir, S.Pd. Bagi Munir, kegiatan tersebut bukan sekadar pengisi waktu luang siswa setelah jam pelajaran usai. Ia merancangnya sebagai bekal nyata agar peserta didik mengenal dunia usaha sejak dini.

“Kami ingin siswa punya pengalaman langsung. Jadi ketika lulus, mereka tidak hanya membawa ijazah, tetapi juga keterampilan yang bisa dipakai untuk mandiri,” ujar Munir, Senin (10/12/2025).

Proses budidaya jamur tiram dilakukan secara berkelanjutan. Siswa terlibat penuh melalui sistem piket bergilir setelah kegiatan belajar mengajar. Mulai dari menyiapkan media tanam dengan komposisi nutrisi yang tepat, memasukkan bahan ke dalam plastik log, hingga proses inokulasi bibit jamur.

Setelah itu, log disusun rapi di rumah jamur dan dirawat secara rutin. Penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali untuk menjaga kelembapan. Semua dikerjakan bersama, melatih ketelitian sekaligus kerja tim.

Hasilnya tentu tidak instan. Dibutuhkan waktu sekitar dua bulan sejak penyemaian hingga jamur tiram putih segar siap dipanen. Namun, kesabaran itu terbayar.

SMPN-1-Arjosari-Pacitan-3.jpgProses membuat baglog jamur tiram oleh siswa SMPN 1 Arjosari Pacitan. (Foto: Anik Yulaika TIMES Indonesia)

Jamur hasil panen dijual ke pasar dan masyarakat sekitar. Keuntungan yang diperoleh kembali dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan keterampilan siswa. Sesuai namanya, sekolah benar-benar “memberi upah” dari hasil kerja nyata.

Salah satu peserta, Berlian Ayu Putri Islami, siswi kelas 9D, mengaku banyak belajar dari kegiatan ini. “Saya jadi paham pangan sehat yang dibudidayakan secara sederhana. Mulai dari menyiapkan media tanam, sterilisasi, inokulasi, sampai perawatan jamur,” ujarnya.

Menurut Berlian, tantangan terbesar adalah menjaga kebersihan agar media tidak terkontaminasi. Namun dengan bimbingan pembina dan kerja sama tim, proses tersebut bisa dikendalikan. Ia juga melihat peluang usaha dari budidaya jamur tiram karena modalnya relatif terjangkau.

“Kegiatan ini melatih disiplin, kerja sama, dan tanggung jawab. Saya merasa itu penting,” katanya.

Lewat program 'Sepatu Kita', SMPN 1 Arjosari Pacitan menunjukkan bahwa sekolah tidak hanya menjadi tempat menghafal rumus. Lebih dari itu, sekolah bisa menjadi ruang tumbuhnya keterampilan hidup dan jiwa kewirausahaan sejak dini. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Wakatobi just now

Welcome to TIMES Wakatobi

TIMES Wakatobi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.